Rabu, 07 Juni 2017

Apatisnya Warga Negara akan Perannya di Masa Kini

Sering sekali Guru mata pelajaran PPKN saya di masa sekolah menengah saya dulu bercerita tentang bagaimana dulu para pahlawan bersatu mengangkat senjatanya melawan penjajah. Beliau bercerita dengan heroiknya membuat saya membayangkan bagaimana peliknya bangsa Indonesia pada masa itu untuk memperoleh kemerdekaan.

Menginjak bangku SMA, guru sejarah wajib saya menceritakan bagaimana beliau dan orang-orang pada zaman pemerintahan orde baru mengenyam pendidikan pancasila yang bernama "Penataran P4". Penataran P4 ini dimaksudkan untuk melahirkan generasi yang berbudi luhur dengan berpegang teguh pada Pancasila. 

Dan sampai saat ini, perkataan guru-guru saya masih membekas di ingatan saya. Bagaimana porsi peran warga negara pada masa itu sangat banyak meskipun saya tidak menyebutkan banyak ditulisan saya kali ini.
Betapa mereka patuh dan sadar akan peran mereka sebagai warga negara walaupun hanya sebagai peserta.

Namun jika kita bandingkan pada masa kini, yang terlihat justru rasa ketidakpedulian akan peran warga negara itu sendiri. Memilih golput saat pemilihan umum, tidak melestarikan kebudayaan negara sendiri, memilih bolos saat upacara bendera, bahkan tidak patuh terhadap rambu lalu lintas. Mereka pikir hal sepele seperti itu tidak akan berpengaruh terhadap kelangsungan negara. Mereka salah besar.

Pada dasarnya, kita pada kesehariannya cenderung mengikuti suara mayoritas (Majority Rule). Jika salah satu petinggi mayoritas tersebut melakukan sesuatu, para pengikut juga memilih mengikuti apa yang dilakukan oleh si petinggi mayoritas. Sehingga inilah yang terjadi di negara kita ini. Lama kelamaan tidak akan tersisa warga negara yang patuh dan sadar akan perannya terhadap negara. Negara ini akan hancur karena ulah warga negaranya sendiri.

Jumat, 31 Maret 2017

Perbedaan Kewarganegaraan dengan Kebangsaan (Mengutip sedikit)

Seringkali kita tertukar dalam pengertian Kewarganegaraan dengan Kebangsaan. Pengertian umum seringkali mengecoh kita untuk mengetahui dimana letak perbedaan Kewarganegaraan dengan Kebangsaan. 
Jika kita sering menganggap bahwa seseorang yang berkewarganegaraan di suatu negara sudah pasti termasuk dalam  kebangsaan di negara tersebut, sepertinya kita harus memulai lagi membuka buku Pendidikan Kewarganegaraan kita lagi.

Pasalnya, kewarganegaraan dengan kebangsaan itu berbeda dari segi ruang lingkup itu sendiri.
Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara neagara dengan warga negaranya

Seperti yang di jelaskan dalam Pasal II Peraturan Penutup Undang-Undang No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI, dimana kewarganegaraan diartikan sebagai segala jenis hubungan dengan suatu yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Adapun menurut UU Kewarganegaraan RI, kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan negara. (Pendidikan Kewarganegaraan, Winarno, S.Pd. M.Si.)
Kewarganegaraan memiliki kemiripan arti dengan kata kebangsaan. Hanya saja yang membedakannya adalah hak untuk aktif dalam perpolitikannya. Ada kemungkinan seseorang memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara. Selain itu juga ada kemungkinan seseorang memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara. (wiki)
Sebagai contoh, Samuel adalah seorang Warga negara Amerika Serikat. Ia tinggal dan lahir disana. Namun, ayah dan ibunya merupakan warga keturunan Korea Selatan. Bisa disimpulkan jika Samuel adalah seorang berkewarganegaraan Amerika Serikat, tinggal di Amerika Serikat, namun ia juga seorang warga keturunan Korea Selatan.


Selasa, 02 April 2013

Arti Lambang Kode segitiga (Resin Code) Pada Plastik

Berhubung tadi abis ujian sekolah PLH dan gue masih kesel karena gue salah jawab, makanya gue mau ngepost tentang kode segitiga berbentuk panah yang biasanya ada dibawah botol atau (maaf nih, pantat botol). Namanya kode resin plastik. Dalam umum, ada 7 jenis kode resin, yaitu:

1.  PETE or PET a.ka Polyethylene Terephthalate


Okay, ini jenis kode resin pertama. Jenis yang ini menurut gue gabaik dipake sampe berkali-kali. Nih biasanya orang yang demen banget ngoleksi botol aqua sampe baret-baret atau ibu-ibu yang males beli tupperware (bukan promosi), hayoooo mending dikasihin pemulung aja deh ya. Ternyata jenis ini gabaik bgt buat kesehatan. Karena kalo botol aqua yang ada jenis kode nomor 1 (emang aqua semuanya jenis 1 kali yaaa) dikasih air panas/hangat, pasti langsung melempem, nah pas melempemnya itulah si plastik 1 bakal melepas zat polimer yang bersifat karsinogenik yang menyebabkan KANKER! Hiiiiiy!-____-

Jenis ini biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. (Catet!)

Nih makhluk-makhluk kode resin 1:



2. HDPE (High Density Polyethylene)

Polietilen termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Biasanya sih jenis ini sering dipake buat botol susu putih, atau botoh yang umurnya pendek (gampang penyek maksudnya). Nih jenis yang kurang bagus buat kesehatan. Sama sih kayak nomor 1, tapi menurut gue sih ya jangan sering dipake buat nyimpen air panas aja sih...

Nih makhluk kode resin 2:


3. PVC (Vinyl Chloride atau Polyvinyl)

Nih jenis plastik yang sukar sobek (emang botol bisa sobek?). Nih sifatnya transparan tapi ada yang keruh juga tampakannya. Terus keras juga sifatnya. Lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. PVC merupakan polimer termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian didunia. So, udah tau kan bahayanya kayak gimana kalo gitu....

Ini dia jenis kode resin nomor 3:


4. LDPE (Low density Polythylene)

Sifatnya penyek, lunak, tidak jernih tapi tembus sinar (Transculent). Biasa dipake buat botol sampo atau kresek di department store dan pipet. Nih plastik yang aman-aman aja, selama gak lu makan aja itu plastik wkwk. Sebenernya sih jenis ini susah ancurnya, kalo kresek supermarket kan udah ada pengurainya, tapi hancurnya juga ada yang sampe 1 tahun baru ancur. Tapi aman kok buat naroh makanan/minuman kalo pake jenis ini.

Jenis plastik berkode 4:


5. PP (Polypropylene)

Ini jenis yang gue bilang paling aman. Apalagi buat lo semua yang demen ngoleksi botol plastik. Jenis ini sih kuat, enteng, daya tembus uapnya rendah, tahan lemak (semacam tupperware), tahan larutan asam & basa, pokoknya tahan banting deh! 

Nih jenis nomor 5:


6. PS (polystyrene)

Menurut gue, lo harus hindarin ini! ini biasanya dipake buat wadah styrofoam yang biasa dijumpai pas lo beli makanan yang anget (contoh: bubur). Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahaya sterofoam termasuk negara China. Bahan ini gampang dikenalin dengan kode angka 6, tapi kalo gaada angkanya, bahan ini dapat dikenalin dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Pas dibakar, bahan ini bakalan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga. Udah tau kan kalo styrofoam itu ga bagus buat kesehatan. So, kalo lo pake ini, cepet-cepet ganti yang lain deh biar aman.


7. Other (Biasanya Polycarbonate)

Kode ini menunjukkan bahwa daur ulang plastik jenis plastik yang dimkasud adalah terbuat dari resin lainnya dari enam tercantum di atas, atau terbuat dari lebih dari satu resin yang tercantum diatas.Karakteristik kode 7 tergantung pada polimer atau kombinasi dari polimer kode 1-6. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman sperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik dan plastik kemasan.
(Males nulis yang 7 karena flat banget :/ jadi gue copas wkwk).

Jadi intinya, bahan ini dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu bisphenol-A kedalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. (Copas lagi karena males wkwk xD)

Nih contoh yang nomor 7:


Jadi, bagi kalian yang mau beli perabotan plastik, kalian harus baca kodenya dan pilih yang aman. (saran gue sih) Nah ini jenis keseluruhan dari kode resin di plastik.


Nih saran dari gambar yang gue dapet dari Eyang google:


Satu lagi boleh cibat dari google lagi wkwk:


Segini dulu aje yaaak post dari gue. Seeya! =)

Rabu, 06 Maret 2013

Hurt

If I had just one more day, i would tell you how much that I’ve missed you, since you’ve been away……”

****
Sinar rembulan muncul dipermukaan senja. Menggantikan sinar surya yang seharian penuh menerangi hari. Salju turun berbarengan dengan terangnya sinar rembulan serta dinginnya semilir angin malam. Aku masih enggan sekedar memecahkan keheningan meskipun sudah hampir sejam aku duduk tanpa melakukan sesuatu. Dia masih menatapku dengan lurus (dalam arti kosong) dan tajam.

Aku melihat wajahnya sekilas dengan nanar. Seakan tak berhenti menahan sakit yang lama kuderita.

“Kita telah menghabiskan waktu lama disini..” katanya memecah keheningan

Aku melihat kearahnya. Mataku memanas akibat menatapnya terlalu lama. Sebentar lagi air mataku akan meluncur bebas di pipiku..

“Apa maumu? cukup jangan membuang waktuku!” kataku acuh

dia mengambil tangan kananku dan mengaitkan jarinya di sela-sela jariku. Oh tuhan, sungguh aku merindukan ini…

“Maaf, Klee. Maafkan aku. Tak seharusnya aku memperlakukanmu sampai kau menjadi seperti ini.” katanya dengan mata berlinang

Aku tak mau lagi terhipnotis matanya. Aku menghindari kontak langsung dengan matanya hanya karena aku tak mau menatap manik matanya yang seakan-akan memintaku untuk kembali bersamanya.

“Lupakan.”
“Apa maksudmu?” dia mengernyitkan dahinya
“Lupakan semuanya, Kris. Semua sudah terjadi. Tak ada yang harus dimaafkan karena aku sudah lebih dulu memaafkanmu.
Aku mengatakannya dengan nafas yang dalam. Aku menghembuskan kasar nafasku.
“Kau tidak sedang sakit kan saat mengatakan itu?” katanya ragu
“Aku sakit. Aku sakit sejak kau meninggalkanku dan memutuskan untuk pergi dariku. Hanya itu…”

dia menggenggam jemariku dengan kencang. Atau lebih pantas disebut ‘meremas jariku’.

“Maafkan aku, Klee. Aku tak tahu harus bagaimana untuk membuatmu lepas dari sakitmu itu..”
“Tinggalkan aku. Lanjutkan jalanmu yang sempat tertunda karena kau kembali ke Korea. Lanjutkan, Kris.”
“Kau berbicara seperti itu seperti tak memikirkan sakitnya aku juga, Klee.”
“Sakit? kau sakit apa? sakitmu masih ringan dibandingkan aku, Kris.”
“Aku juga sakit Klee. Aku sakit karena kehilanganmu hanya karena cita-cita konyol keluargaku.”
“Mereka begitu karena mereka ingin kau hidup dengan wanita berlatarbelakang baik dan terpercaya, Kris. Mereka ingin kau bahagia…”
“Bahagia? apa ini yang disebut bahagia? kau bodoh, Klee.”
“Bahagia itu tak harus semuanya terlaksana, Kris. Kau egois. Siapa sekarang yang bodoh? aku?”

Kris terdiam. Dan akhirnya ia berkata,

“Tapi mereka memaksakan kehendaknya padaku. Aku harus apa? menurut dan menjadi orang bodoh yang mau diperintah? aku manusia, Klee. Aku bahkan bebas menentukan kebahagiaanku sendiri…”
“Kalau begitu, aku juga bebas untuk menentukan bahagiaku sendiri.”
“Apa maksudmu?”
“Aku ingin kau melupakan aku. Kejarlah bahagia milikmu sendiri tapi bukan bersamaku. Ini yang terbaik untuk kau dan aku, Kris.” aku mengatakannya tanpa menoleh kewajahnya.
“Apa kau tak mencintaiku sampai-sampai kau menjadi seperti ini? aku tahu kesalahanku sungguh besar kepadamu..”
“Tidak. Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Tapi aku sudah harus merelakanmu, Kris. Sekarang kau bukan milikku lagi..”
“Tapi apakah kau tidak mencoba untuk mempertahankan aku, Klee? apakah kau cukup menyerah sampai disini?”
“Aku sudah mempertahankanmu sejak dulu. Tapi mungkin inilah akhirnya. Aku bukan menyerah, tapi mengalah untuk semua, Kris.”

Kris terdiam dan melepas kaitan tangannya. Dia menarik wajahku dan mengecup sekilas bibirku.

“Aku tahu ini akan menjadi ciuman terakhir kita, Klee.  Jangan lupakan aku, wo ai ni.” dia mengecupku lagi dengan lembut.

Aku terhanyut dengan kecupannya. Dia melepaskan kecupannya perlahan dan memelukku sekilas. Lalu pergi meninggalkanku. Tapi sebelum pergi, dia memberiku sesuatu.

“Berjanjilah padaku untuk terus mengenakkan kalung ini. Jangan pernah kau melepasnya meskipun posisiku sudah tergantikan oleh orang lain, Arrasseo?” dia memasangkan aku sebuah kalung inisial “K” ke leherku.

Aku hanya diam saja saat dia memasangkan kalung itu.

Setelah memasangkan kalung itu, dia pergi. Perlahan melangkah pergi menjauhi tempatku berdiri saat ini, dan menoleh ke belakang sekali kearahku. Aku melambaikan tanganku lemah dan ikut pergi dari sini lewat jalan yang berlawan arah darinya.

One month later…

Aku menghadiri upacara pernikahan Kris dengan Sulli diam-diam. Kulihat sekilas wajah dingin Kris. Setelah semua prosesi sakral itu selesai, kini saatnya Kris harus mencium pengantin wanitanya.
“Pengantin pria silahkan mencium pengantin wanita.” kata pastor itu dengan tenang.
Tudung pengantin dibuka perlahan oleh Kris. Perlahan ia memiringkan kepalanya dan mencium Sulli dengan lambat. Setelah semuanya benar-benar usai, kini para tamu naik ke pelataran untuk menyalami pasangan pengantin yang baru menikah itu.
“Chukkae Kris, aku harap kau bahagia dengannya.” Bisik ku pelan dan melangkahkan kakiku pelan menjauhi gereja ini tanpa bertatap muka dengan Kris.

If I had just one more day, i would tell you how much that I’ve missed you,
Since you’ve been away……

Sabtu, 09 Februari 2013

Bittersweet (01: Jian and her accident)




01: Jian and her accident.

“Seluruh hatiku membeku, kau menghilang dari sisiku, hanya itu.”
***
Manhattan, 10:00 PM.

Semua orang tahu bahwa kopi dapat menghilangkan kantuk dan, engggh galau? Well, sebenarnya tidak. Aku masih harus mengerjakan tugas kantorku yang tertunda, dan itu aku masih terkantuk. 

Kopi yang kuminum juga tak sepenuhnya bisa menghilangkan galau yang kurasa. Dan, bagiku kopi hanyalah segelas minuman berwarna hitam pekat yang memiliki rasa manis tapi pahit di lidah.

Manis? Pahit? aku pikir begitulah perasaanku saat ini. Penggambaran galau juga tidak begitu tepat untukku. Aku bukan orang yang sedikit dramatis pada percintaanku sendiri.

Tombol save ku klik. Kantukku tak bisa kutahan. Aku harus bergegas mematikan laptopku dan kembali keranjangku sebelum………

“Darl? kau belum tidur?” terdengar suara wanita yang berasal dari kamarku
“Baru saja. Kau terbangun karenaku? maaf, darl.” kataku tak enak
“No problem. Aku terbangun juga karena ingin minum. Tidurlah, pagi nanti kau harus menghadiri rapat di Virginia, kan?” katanya dengan lembut
“Arraseo. Aku tidur dulu.” kataku sambil mencium dahinya lembut
Jian adalah istriku. Kami sudah menikah selama 2 tahun dan memilih untuk menunda memiliki anak karena aku masih sibuk dengan tugas kantor ayahku, dan juga karena Jian masih harus menyelesaikan S1-nya di New york. Kami semua memilih pilihan itu agar tidak menganggu konsentrasi urusan kami.

Sebenarnya pernikahan ini terjadi bukan karena kemauanku, tapi karena kemauan ayahku.
Dia sangat percaya pada Jian karena Jian adalah anak dari sahabat ibuku. Di masa ayah dan ibuku muda dulu, ayah dan  ibuku berjanji akan menjodohkan kami kelak dewasa nanti. Dan ayah ibu Jian pun juga setuju.
Tapi sejujurnya aku belum sepenuhnya mencintai Jian. Aku masih terbayang masa laluku, dahulu..

Sebelum aku menutup seluruh badanku dengan bed cover, Jian sudah kembali dari dapur. Dia mematikan lampu tidur dan masuk ke dalam selimut yang membungkusku dengannya.
“Good night, darl. Have a nice sleep.” katanya pelan

Aku memejamkan mataku, dan melesatlah ke alam mimpi.
***
Manhattan, 5:30 AM

Aku membuka mataku dengan lambat. Sekarang masih jam setengah 6 pagi, penerbanganku akan dilaksanakan pada jam 7 lewat 15 pagi. Tapi aku belum menyiapkan pakaianku selama 3 hari di Virginia. Aku bangun dari ranjang dan menyalakan lampu kamar. Ternyata sudah ada satu koper berisi kebutuhanku yang sudah disiapkan Jian. Kubuka isinya dan lengkap semua. Sekilas kulirik ranjang. Jian mungkin sudah bangun lebih pagi.

Setelah mandi dan berpakaian, aku langsung keluar kamarku sambil membawa barang bawaanku keluar dari kamar. Kulihat Jian tengah sibuk menyiapkan sarapan kami pagi ini. 

“Darl, sarapannya sudah siap. Kau tak mau pergi kesana tanpa sarapan kan?” katanya santai
“Baiklah, tunggu sebentar.” kataku sambil tersenyum

Aku duduk di kursi meja makanku dengan canggung. Sesekali melempar senyum kakuku pada Jian. Jian mungkin sudah biasa menghadapi kekakuan dari sifat dinginku. Setelah menaruh sepiring sandwich berisi daging sapi asap dan saus buatannya, dia langsung meninggalkanku. 

“Kau mau kemana?” kataku heran
“Aku mau ke kamar mandi. Aku belum mencuci mukaku.” katanya biasa
Aku pun hanya menganggukkan kepalaku tanda mengijinkannya.
***
Seusai sarapan, aku langsung berangkat ke airport dengan mobil travel yang sudah datang 5 menit yang lalu. Jian masih berada di kamar mandi ketika aku ingin berangkat. Aku tak sempat berpamitan karena mobil travel sudah tiba lebih dulu. 
Perjalanan dari apartment menuju airport sebenarnya memakan waktu yang cukup lama. Tapi beruntung aku bisa lolos dari kemacetan karena jalan tol dalam kota masih dalam kondisi lancar.
Mobil travel yang membawaku akhirnya tiba di pelataran airport. Mobil berhenti, dan pintu mobil terbuka otomatis. Driver travel membawakan barang-barangku dan menaruhnya di trolly. Karena penerbanganku akan berlangsung 30 menit lagi, aku segera bergerak cepat untuk memasuki area indoor airport.
***
Pesawat menuju Virginia akan segera lepas landas. Dimohon untuk para penumpang agar segera memasuki pesawat. Terima kasih.
Pesawat yang akan membawaku akan segera lepas landas. Aku memilih duduk didekat jendela pesawat. Terakhir kali aku menaiki pesawat adalah saat penerbangan pertamaku ke New york bersama Jian.
Saat itu usia pernikahan kami baru menginjak 6 bulan. Ayah menyuruh kami untuk pindah ke Amerika karena situasi China yang semakin hari semakin tidak baik bagi kesehatan Jian.
Jian adalah pemilik riwayat penyakit anemia. Sering kudengar ia pingsan di kampusnya karena penyakit tersebut. Sebetulnya bisa saja aku membawanya untuk menemaniku menghadiri rapatku hari ini. Tapi karena alasan itulah aku tak berani membawanya.
Sudah 1,5 jam aku berada di pesawat. Dan akhirnya pesawat mendarat dengan sempurna. Setelah benar-benar mendarat dan pintu pesawat terbuka, aku segera berjalan keluar untuk mengambil bawaanku.
Setelah mengambil barang bawaanku dari pengambilan bagasi, aku langsung bergerak cepat untuk segera sampai di hotel. Aku sangat lelah kali ini dan benar-benar butuh sebuah ranjang untuk beristirahat.
Baru saja aku selesai menaruh barang bawaanku,
Tiba-tiba ponselku berdering.
“Hallo?” kataku mengawali pembicaraan
“Selamat siang Mr. Kris Wu. Saya Zhang Yi xing dari kepolisian ingin mengabarkan sesuatu yang berhubungan dengan istri anda, Huang Jian.” kata seorang polisi dengan nada serius.
Dengan kondisi yang kelelahan, aku bersandar pada headboard ranjang hotel dan menggenggam ponselku dengan tegang.
“Ada berita apa?” kataku makin tegang
“Istri anda ditemukan tak sadarkan diri di kamar mandi apartment anda. Maaf sebelumnya saya memohon pada anda untuk segera kembali ke apartment anda untuk menjadi saksi dari kasus ini.”
Ponselku terjun bebas dari tanganku. Aku segera mengemasi barang-barangku lagi dan menelpon agen travel untuk memesankanku kereta cepat malam ini.